Hari senin ini menjadi hari yang melelahkan sekaligus penuh hikmah. Kenapa? karena skenario yang Allah buat untuk aku mainkan hari ini menguras tenaga otot dan saraf,hehehe
Di buku agenda kerja, hari ini aku harus masuk kembali ke lab, mengulang kembali analisa TPH yang sempat didebatkan mengenai metode dan perhitungannya… dan keputusannya adalah mencoba untuk bermain di volume hexane dengan pengulangan sebanyak 2 kali sajah! (alhamdulillaaahh cuma 2 kali! ) tapi karena alatnya terbatas, jadinya nyicil, hihihihi
Selepas bereksperimen di lab, iseng-iseng nyalain YM! tujuannya sih cuma pengen majang doank..tapi malah nyapa salah seorang teman yang sedang berulang tahun untuk menagih traktiran, huehehee… Dari obrolan traktiran, ntah kenapa obrolan berlanjut dengan bahasan proses hidup dalam menggenapkan agama alias bahasan proses pernikahan.
Mulanya rada risih juga kok objek pertanyaannya ke aku melulu, padahal kan dia yang insya Allah akan memasuki gerbang itu.. tapi lama-lama aku mulai menikmati perbincangan sore kami dan sadar bahwa ada hikmah yang akan aku ambil dari pembicaraan itu.
Pembicaraan sore itu mengulas tentang keridhoan diri akan ketetapan yang Allah kasih. Menyiapkan hati untuk belajar dalam management worst case dan berpikir berapa lamakah hati akan merecovery dirinya… dan lagi-lagi terjadi perbincangan monolog..
diri: “Uuuh, Allah! kenapa bahasan itu dilontarkan kepadaku??”
hati: “Untuk menguji kekuatan mental kamu dan menguatkan kembali niatmu yang akan berjalan hanya untuk mencari ridho Allah.. Kan kalau kamu ucapkan, justru akan membuatmu tertantang untuk memenuhi ucapan itu..”
Yaaah..ternyata hati tahu bahwa kekuatan niat diri akan kembali kuat ketika niat itu dilafadzkan..
Dari temanpun saya mendapatkan pelajaran bahwa yang sudah mendekati akad saja masih harus mempersiapkan kemungkinan terburuk yang terjadi, apalagi yang belum…. Perbincanganpun diakhiri dengan saling menasehati dan memberi semangat untuk menjalani takdir yang Allah berikan
Selepas chatting, aku pergi ke S28 menemui dua sahabatku, katakanlah E dan R. Sore itu E mengajak kami makan malam untuk sekedar silaturahim (sebenarnya esoknya E ulang tahun, hihihi) Karena ketemu dengan R, Sang Pengantin Baru, jadi isi kumpul-kumpulnya pastilah berkaitan dengan kehidupan barunya R…biasa, gadis-gadis single yang kerjaannya mau tauu ajah kehidupan baru sahabatnya, hihihihi…
Dari ngobrol-ngobrol dengan R, R bercerita tentang rasa syukur dan rasa luar biasanya telah melalui tahap demi tahap proses menuju pernikahan yang luar biasa ujiannya. kira-kira begini cerita dari R:
“Gwa ngerasa luar biasa banget sampai bisa menikah dengan Uda. Lu bayangin ajah! gwa ngeceng dia dari TPB! Suatu hari gwa sempat bilang sama dia kalau gwa punya hati sama dia, tapi itu cuma ungkapan isi hati gwa aja, selebihnya udah..cuma pengen ngomong itu aja. Kami sempat berkomitmen selama 1 tahun dan hanya komitmen antara kami berdua, mengalami hubungan jarak jauh, pernah ga dihubungi Uda selama 1 tahun juga. Kondisi saat itu Uda sedang dijodoh-jodohkan dengan orang lain. Waktu gwa konfirmasi ke Uda, dia memang mengiyakan bahwa ada proses perjodohan itu, tapi Uda berpegang pada ucapannya ke gwa. Gwa bingung harus gimana, mau nuntut apa juga..toh gwa belum ada ikatan resmi secara agama, gwa bukan siapa-siapa dia, semua kemungkinan bisa terjadi antara gwa dan Uda. Pada saat itu gwa memilih diam dan jalani aja kondisi saat itu.. yaah, pasrah sama Allah saja. Gwa tetap berlaku baik dengan Uda, tetap ngucapin Selamat Ulang Tahun, sms dia buat mohon doa waktu gwa mau sidang
Setelah itu, tiba-tiba Uda menelepon untuk mengajak nikah. Uda bilang lagi bangun rumah, 1.5 tahun lagi jadi, kita nikah setelah itu. Tapi kan waktu selama sebelum menikah kan panjang, gwa tetap dalam kondisi pasrah sama Allah dan jalani saja. Waktu lamaran, Uda sempet nyasar, sangking jarang ketemunya kami. Setelah prosesi lamaran, 1 bulan jelang pernikahan adalah masa tersulit buat gwa. Gwa dihadapkan dengan perbedaan kultur dan budaya. Gwa gadis Sunda dan Uda Padang Pariaman. Gwa sebagai gadis Sunda merasa butuh untuk dekat dengan calon keluarga gwa, akhirnya gwa bilang ke Uda, dan Uda mengatur pertemuan gwa dan keluarga Uda.
Rasa egois, fluktuasi emosi datang ke gwa jelang pernikahan, tapi gwa lebih banyak memilih untuk mengalah dan jalani saja proses itu. Teringat kata kakak gwa “dek, mengalah itu bukan berarti kamu kalah.” Jelang pernikahan juga gwa dihadapkan dengan cerita salah seorang teman gwa yang pernikahannya hampir batal, namun tetap berlangsung dengan posisi calon mempelai pria yang seharusnya tidak jadi menikahi calon pengantin wanita dan digantikan dengan pria yang lain. Lu tahu rasanya gimana?? pasti sakit! Tapi yang gwa temukan dalam prosesi pernikahan teman gwa itu, semuanya berjalan lancar, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Dan mendengar cerita itu, gwa langsung banyak-banyak istighfar. Gwa ingat salah satu materi di Sekolah Pra Nikah, kalau menjelang proses akad, setan semakin gencar untuk membuatnya gagal. Kita mempersiapkan sebaik mungkin semua prosesi pernikahan kita agar berjalan lancar, tetapi setan juga ga kalah mempersiapkan sebaik mungkin juga untuk membuat prosesi pernikahan itu gagal total. Dan ketika akad terjadi, luar biasa sekali rasanya gwa! Gak nyangka! Alhamdulillah pokoknya! Temen-temen gwa juga pada gak nyangka gwa bisa melalui ini semua!
Pasca akad, gwa harus menjalani rangkaian prosesi resepsi 3 kali dengan adat sunda dan 2 kali adat minang. Gwa harus makai suntiang yang beratnya 3kg! Gwa juga dihadapkan perbedaan kultur budaya. Kan kalau di Sunda, cewek itu yang dianak emaskan, kalau di Padang itu anak cowok, dan cewek yang banyak bekerja. Waah..penyesuaian diri gwa dengan keluarga Uda juga luar biasa, mulai dari bahasa sampai kebiasaan-kebiasaan keluarga.
Dari situ gwa belajar, ky… Pasrah dan berserah sama Allah itu luar biasa! Allah akan memberikan sesuatu yang diluar perkiraan kita. Allah Maha Tahu apa yang terbaik untuk kita. Kalau Allah bilang Jadi, Maka Jadilah..apapun ujiannya!”
Denger cerita R, ngerasa ada cermin yang harus diteladani. Sempet bilang “Duh, Allah..apa maksud Engkau membiarkan hamba mendengar cerita ituu??” Tapi disamping itu mendengar cerita R membuat keyakinan aku semakin kuat. Yaah.. jalani saja hidup ini sesuai dengan koridor Allah. Hanya mencari Ridho Allah.. Kalau Allah sudah menetapkan sesuatu, maka jadilah… Allah Maha Tahu apa yang terbaik untuk kita.
Melihat R adalah sosok sahabat yang mungkin penampakannya preman, pokoknya anak lapangan banget! tapi ternyata hatinya luar biasa kokoh. Jadi berpikir, rata-rata cewek lapangan itu walau terlihat urakan, preman, dekil, kucel, mereka punya prinsip dalam hidupnya. Yaah..kami dididik oleh alam untuk survive,, alam yang membentuk hati kami juga untuk menjadi sosok yang berprinsip kuat. Yaah…ga salah kalau dulu waktu masih kuliah sempat bikin slogan “Cewek Biologi ITB itu Mahal!” karena kami tangguh dan bisa diajak hidup susah, hihihihi
monolog:
hati: “boro-boro mau masuk gerbang pernikahan, wong prinsip buat masuk ke gerbangnya ajah belum kamu penuhi, noy!”
diri: “heuheuheu..betul betul betul! fokus! fokus! fokus!”
Habis denger cerita R, kita langsung nostalgia mengenai kepasrahan hidup selain masalah percintaan. Aaah..masa-masa mau kuliah! Kalau E dulu ga kebayang bakal masuk ITB, masuk UNPAS aja udah sujud syukur… R memilih tidak kuliah dan milih kerja kalau ga masuk negeri, karena udah ga ada tanggungan dari orang tua lagi… Kalau aku memilih untuk tidak kuliah dan kerja juga kalau tidak masuk negeri, karena pada saat itu keuangan keluarga pasca akang tabrakan hancur. Papa mama meminjam kesana kesini untuk biaya ganti rugi dan biaya pengobatan semua korban tabrakan. Aku akan memilih bekerja apapun untuk membantu keuangan keluarga, walau papa dan mama gak pernah meminta. Yaah.. itulah edisi kepasrahan kami dalam hidup dan sekarang masih ada edisi kepasrahan lainnya yang harus kami hadapi. E dan aku dengan kehidupan kami menjadi pekerja dan the single girl dan R sebagai seorang istri. Kami akan banyak belajar dan banyak melalui ujian hidup. Mudah-mudahan Allah tetap ridho dengan setiap langkah hidup kami bertiga, aamiin! aamiin! aamiin!
Hari ini pun ditutup dengan sms dari salah seorang sahabat yang bertanya:
“Kymuu, adakah suatu saat nanti ada yang bilang, “aku mencintaimu bukan karena aku memilihmu, tapi aku tak punya pilihan lain selain engkau. Maka aku tak akan memilih siapapun selain engkau, dan tak aakan meninggalkan siapapun karena engkau”?” #galauLady
dan akupun berkata: ” Sayang, coba buka terjemahan An Nur dan resapi artinya. Wanita pezina saja sudah Allah tetapkan pasangannya, apalagi wanita sholehah seperti kamu… 🙂 Yakinlah akan ketetapan Allah. Selalu ada kemudahan yang Allah berikan asal kita tetap pada koridor Allah..”
habis ngetik itu, ngerasa aku gak akan nulis seperti ini kalau gak ada yang nuntun hati ini untuk mengetiknya…
Allah……berkahi setiap langkah hidup kami semua….aamiin.