Posted in Cerita Hidup

Hapenya ilang…. :'(

Bismillahirrahmannirahiim….. (menghela nafas…)

alhamdulillaaaaah..akhirnyaah setelah terdiam terpaku, bermuram durja karena insiden hilangnya handphone kemarin, sekarang bisa sedikit ceria lagi, menghimpun semangat lagi, walau masih agak mendung (juga) di hati, hehehe..

Hmm.. jadi ingin cerita kronologis hilangnya handphone kemarin.. karena itu untuk pertama kalinya kehilangan handphone πŸ˜€

25 November 2010

Pagi ini aku bertemu dengan teman baru dari FK Unpad, kebetulan dia adalah pacar dari salah satu sahabat. Dia minta ditemani untuk masuk ke Perpustakaan ITB, untuk cari literatur yang akan ditulis di Bab Tinjauan Pustaka skripsinya. Awalnya kita ke perpustakaan biologi, tapi karena literatur yang dicari gak ada, akhirnya kami pindah ke Perpustakaan Pusat. Berbekal NIM tebengan punya Mbak Rahmania, akhirnya kami bisa masuk ke perpustakaan pusat. πŸ˜€

Setelah mengantar, aku kembali ke rutinitas di PAU. Melihat situasi ruangan dan melihat sekotak ukuran persegi yang sudah siap dikirim, jadi ingat, kalau paket yang masih ngendon di ruangan alias belum tak kirim-kirim. Alesan belum ngirim sebenarnya sederhana,, nunggu mood buat nulis suratnya! mood-nya dateng pergi dateng pergi (butuh konsentrasi tinggi dan hati yang tenang nulisnya, ehe ehe ehe),, jadinya ga beres-beres suratnya.. Yasudah, tak kirim saja paketnya tanpa surat, hanya secarik kertas kecil bertulis pesan sponsor, karena isinya makanan,,takut kenapa-kenapa, jadinya tak tulis pesan sponsor saja.. maksa sih naro si kertasnya –> keliatan ga rapi, hehehe πŸ˜€

Tadinya mau ngirim saat itu juga, cuma khawatir teman FK-ku ini menghubungi untuk minta diantarkan ke Perpustakaan Farmasi, jadinya tak pending pergi ke kantor posnya.

Hari ini entah kenapa pengen ganti wallpaper handphone yg Nokia X6.. Tadinya foto waffle yg di atasnya ada ice cream, jadi foto studio “sok imut”, heuheu.. pengen aja majang dan liatin foto itu πŸ˜€Β  trus, ngeliat angka 25 november 2010 di handphone, entah kenapa ngerasa hari ini ada sesuatu yang penting.. padahal ga ada yang terlalu penting sih, selain nganterin temen, kerja, dan yaa akhirnya punya rencana ngirim paket..

Gak lama kemudian, temen FK-ku sms untuk pamit langsung ke RSHS untuk bimbingan.. Oke, berarti aku bisa langsung ke Kantor Pos. Secepat kilat masuk-masukin dompet, handphoneΒ  goody bag dan paket ke tas yang lain. Tancap gas, naik angkot Dipatiukur-Panghegar menuju Kantor Pos Jl. Banda.

Di angkot, biasanya waktu aku habiskan untuk merajut selama si angkot belum sampai di Kantor Pos, tapi ntah kenapa, hari itu males ajah ngerajut di angkot.. Goody bag aku selempangin di samping, ga di pangku. duduk di tengah dengan seorang ibu yang jaraknya gak jauh dan gak dekat dari si goody bag. Sesaat goody bag yang melekat di badan, jadi longgar. Aku langsung respon ngeliat ke arah tas, ngeliat ibu yang ada di samping dan benerin lagi posisi si goody bag (tanpa meriksa isinya). Ntah kenapa, aku pengen aja ngeliatin ibu di sebelah, sampai beliau turunpun aku liatin terus, tapi gak ada feeling kalau tas aku sudah dijebol dia.

Sesampai di Kantor Pos, sambil hujan-hujanan, aku lari menuju ke ruang pengiriman paket EMS. Mulanya mengira kiriman paket EMS bisa dibayar pake kartu debit alias tinggal gesek, tapi ternyata Kantor Pos tidak menyediakan fasilitas itu. Jadilah aku lari-lari lagi ke ATM. Sesampai di ATM, ambil uang, dan “gubrak!” botol minum yang ada di goody bag terjatuh..“lho?” gak lama beberapa barang yang recehan juga jatuh.. “Haa..tasnya jebol yah?” Seketika langsung meriksa tas dan meriksa semua isi tas. “Dompet ada, rajutan ada, botol minum ada, handphone….??? Innalillahi!” Cek posisi jebolnya tas, aku menganalisa kalau tas ini gak jebol,, dari bentuk jebolannya, membentuk suatu garis tak rapi, panjangnya seukuran handphone Nokia X6. Aku sadar, tas ini dirobek dengan menggunakan semacam silet atau pisau cutter.

“Innalillahi…..” gak karuan rasanya. Antara mimpi dan kenyataan, walau berharap hanya mimpi, sisi melankolis dan sanguinis berebutan seolah-olah berusaha mengambil alih posisi aku saat ini. “Ya Allah!! ya Allah! astaghfirullah! astaghfirullah!” “Tenang, Ky! Tenang, Ky! berpikir positif, sadar! jangan nangis! ini tempat umum! masih ada paket yang belum dibayar woy!” “aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa……………………………!!!!”

Dengan setengah menangis dan sadar, sekuat tenaga aku mengambil sisi melankolis positif untuk tetap membuatku tenang, dan sisi sanguinis positif untuk tetap tersenyum di depan mbak-mbak pos untuk bayar paket EMS.

Setelah itu,,aku langsung lemas..gak tau harus gimana.. mau nyari juga nyari kemana.. jalan udah kayak orang linglung, kehilangan arah, gemetaran antara menggigil karena hujan dan ketakutan..karena ini pertama kalinya aku kehilangan handphone..

Alhamdulillah, Puji syukur untuk Allah, karena Allah memberikan mental tegar untukku. Psikologis linglung langsung dialihkan dengan pikiran-pikiran apa saja yang harus aku lakukan setelah ini. Menghubungi ade, mama, papa, ibu dosen, masang pengumuman di beberapa jaringan sosial, agar tidak ada yang menjadi korban penipuan dengan mengatasnamakan aku, dan memblok nomor yang ada di handphone tersebut untuk sementara waktu. Kaki langsung melangkah menuju angkot, kembali ke PAU, walau sebenarnya sempat terhenti karena takut dengan sekeliling angkot. Jujur, trauma sedang melanda saat itu.

Sepanjang jalan menuju PAU, kembali menjadi orang linglung, gemetaran, ketakutan, nangis yang ditahan-tahan.. Alhamdulillah, nangis terpecah ketika turun dari angkot, jalan menuju PAU, dan suara tangis teredam oleh hujan.

Setiba di PAU yang sepi, nangis masih terpecahkan..lalu langsung nelepon ade sambil nangis-nangis. Tidak berapa lama, mama nelepon, lalu papa nelepon, dan aku masih dalam kondisi menangis.

Alhamdulillah, papa gak marah (udah ketebak sih gak akan marah) cuma bilang, “Udah jangan nangis! kayak gak punya Allah ajah! Ikhlasin ajah, ya sayang! Semua barang di dunia ini cuma titipan Allah saja. Anggap ajah barangnya lagi pindah tangan, udah bukan rejeki cici lagi..Nanti papa beliin yang baru..”

Huks huks huks.. bukan nilai handphonenya yang jadi beban berat di hati yang bikin pengen nangis sekencang-kencangnya.. tapi itu handphone dibeliin papa.. sangat merasa jadi anak yang paling durhaka seketika. Dan ketika papa bilang mau beliin yang baru, berasa nyesek banget di dada. –> dari kecil diajarkan untuk hidup sederhana, ada rejeki Alhamdulillah, gak ada rejeki ya biasa ajah, tetap bersyukur dengan yang ada, gak bole iri sama orang lain apalagi sama saudara sendiri.. Jadi ingat dulu waktu SD pernah doa sama Allah supaya rumahnya ada telepon dan AC, soalnya teman-teman semuanya punya, tapi gak berani bilang sama papa. Kalaupun bilang pasti papa bilang “doain yah supaya papa bisa beliin telepon dan AC..” Yaa..jadinya tiap mau ini itu, mintanya langsung ke Allah. Pengen mobil, minta ke Allah, walau sederhana banget mobilnya, tapi tetap bersyukur,, Dan sekarang, aku “menghilangkan” handphone dari papa, sangat sangat nyesek banget! tapi mau bagaimana lagi.. yaa ikhlasin aja.. benar kata papa, anggap ajah Allah lagi ngasih ujian dadakan ke kita biar naik kelas keimanan sama Allahnya..

Yaah..aku harus berucap syukur Alhamdulillah, Allah masih memberi kesempatan untuk mengucap syukur atas ujian yang telah terjadi, masih memberikan nafas, masih punya mama papa dan keluarga komplit, masih punya orang-orang yang dicintai, masih punya dompet yang ga ilang buat bekal naik angkot, masih bisa bayar paket EMS, banyak sekali yang harus disyukuri…

Karena, ketika Allah sudah tidak memberikan ujian kepada kita, tandanya tugas di dunia ini sudah selesai, kita kembali kepada Allah… Alhamdulillah, ya Allah…. πŸ™‚

Alhamdulillah juga gak ada lintasan penyesalan kenapa harus keluar dari PAU menuju Kantor Pos. Ya.. namanya juga memang sudah niatan baik, gak baguslah kalau diikuti rasa penyesalan, apalagi yang berlebihan! πŸ˜›

Dan sekarang, 26 November 2010, Ibu Dosen berkata ingin memberikan kontribusi untuk mengganti handphoneku yang hilang… Aku langsung menolak! karena aku masih punya satu handphone lagi untuk akses sementara waktu, aku masih punya orang tua yang alhamdulillah masih bekerja, aku juga masih bekerja… Alhamdulillah, diberikan mental bisa menempatkan diri di situasi apapun oleh Allah SWT. Alhamdulillah…. πŸ™‚