Posted in kyky belajar, Mari Membaca

Istri Setenang Malam

Tulisan ini menjadi inspirasi buat saya, bagaimana seorang wanita terutama kelak menjadi seorang istri itu seharusnya…

Semoga bermanfaat untuk kita semua… 🙂

———————————————————————————————————————————————————————–

Al-Quran memang menyimpan mukjizat. Kalimat-kalimatnya semua mukjizat, bahkan kata-katanya, bahkan hurufnya.

Kita akan melihat bagaimana Allah memberikan isyarat ringan tapi sangat dalam tentang peran seorang Istri bagi Suaminya. Istri setenang malam.

Perhatikan satu ayat berikut ini:

وَمِنْ آَيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُواإِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. Ar Rum [30] : 21)

Ayat ini sangat terkenal. Terutama di kita, ayat ini pasti akan dibaca berkali-kali dalam satu pertemuan akad nikah. Dari mulai pembawa acaranya, penghulu, sampai ustadz sang penyampai nasehat pernikahan. Kata sakinah, mawaddah dan rahmah, juga sangat akrab di setiap kita bicara tentang keluarga. Kata-kata Bahasa Arab itu seakan telah menjadi kata yang diindonesiakan. Dan ketiga kata itu memang ada dalam ayat di atas.

Secara teks aslinya, ayat tersebut menyampaikan kepada Suami tentang Istri yang diciptakan dari diri sang Suami sendiri. Mengingat Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam, sebagaimana dalam hadits yang shahih. Istri harus bisa memberikan kepada Suaminya; sakinah, mawaddah dan rahmah (ketenangan, cinta dan kasih sayang).

Jika kita search dalam Al Quran kata لِتَسْكُنُوا (agar kalian merasa tenang), maka kita akan menjumpai kata ini disebut 4 kali. Yang pertama adalah ayat tentang keluarga di atas. Dan yang 3 sisanya ayat-ayat berikut ini:

هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ لِتَسْكُنُوافِيهِ وَالنَّهَارَ مُبْصِرًا إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ

“Dialah yang menjadikan malam bagi kamu supaya kamu beristirahat padanya dan (menjadikan) siang terang benderang (supaya kamu mencari karunia Allah). Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mendengar.” (QS. Yunus [10] : 67)

وَمِنْ رَحْمَتِهِ جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لِتَسْكُنُوافِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya. (QS. Al-Qashash [28] : 73)

اللَّهُ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ لِتَسْكُنُوافِيهِ وَالنَّهَارَ مُبْصِرًا إِنَّ اللَّهَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ

“Allah-lah yang menjadikan malam untuk kamu supaya kamu beristirahat padanya; dan menjadikan siang terang benderang. Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyal karunia yang dilimpahkan atas manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.” (QS. Ghafir [40] : 61)

Allahu Akbar! Ternyata tiga ayat tersebut bicara tentang malam sebagai tempat istirahat dan ketenangan yang merupakan kenikmatan yang diberikan oleh Allah untuk manusia.

Dalam kata لِتَسْكُنُوا (Agar kalian tenang) lah kedua tema ayat-ayat di atas bertemu. Sekarang kita bisa mengatakan bahwa seharusnya Istri setenang malam bagi Suaminya.

Setelah ini, silakan digali yang dalam. Bagaimana ketenangan malam bagi kita. Dan begitulah seharusnya Istri berperan bagi sang Suami.

Malam adalah saat lampu bumi dipadamkan. Yang tak lama lagi, lampu rumah-rumah kita pun akan segera mengikutinya. Cahaya yang terang bersinar, berapi-api, menyala, terang terkadang membuat silau mata; dipadamkan. Karena waktu malam telah tiba. Agar semua bisa istirahat. Seorang Istri harus ‘memadamkan’ jiwanya, hatinya, lisannya. Dari berapi-api, semangat yang menyala, menyilaukan, menjadi lisan dan jiwa yang teduh dan mengistirahatkan bagi Suaminya. Rendahkan hati dan lisan. Pilihlah kalimat yang teduh dikirimkan dari hati yang tawadhu’, qona’ah dan ridho.

Malam adalah selimut/pakaian (لباسا). Tempat kita merebahkan punggung ini. Istirahat dalam tidur yang tak tergantikan. باسمك وضعت جنبي (Dengan nama Mu aku rebahkan punggungku ini), begitulah bunyi salah satu doa sebelum tidur kita. Istri harus mampu menjadi tempat Suami merebahkan jiwanya. Saat lelah mendera dalam semua tugas mulia seorang Suami. Saat seorang laki-laki yang perkasa menyandarkan kepalanya di tembok dengan mata terpejam, karena kepenatan. Saat itulah sang Istri harus menjadi tempat bersandar kepala berikut jiwa sang Suami saat nanti berjumpa dalam peraduan mereka berdua. Saat seorang Suami tak mampu mengangkat kepalanya karena ditundukkan oleh berbagai beban. Saat itulah sang Istri harus mampu menjadi penyegar, penyemangat hingga kepala itu tegak kembali.

Malam adalah waktu yang tak mungkin digantikan oleh siang. Orang yang punya hutang tidur satu malam, terasa tidak bisa tergantikan bahkan oleh dua siang. Walaupun sama-sama tidur. Sama-sama memejamkan mata. Ya, karena malam memang tidak tergantikan oleh siang. Begitulah seorang Istri. Menjadi seseorang di dalam kehidupan Suami yang tidak tergantikan oleh siapapun. Tidak kakak dan adiknya, tidak orangtuanya apalagi hanya temannya. Mungkin Suami bisa menumpahkan uneg-uneg jiwanya kepada kerabat atau teman akrabnya. Tetapi Istri adalah tempat menumpahkan curahan yang paling tepat dan tak tergantikan bahkan oleh dua kerabat dan dua teman akrab.

Malam adalah waktu istimewa yang bahkan tidak dimiliki oleh siang yang gagah itu. Sepertiga malam, ya hanya sepertiganya. Adalah waktu yang tidak dimiliki oleh siang. Adakah waktu yang langsung dihadiri Allah dengan semua rahmat, keberkahan, pengabulan doa, ampunan, kecuali sepenggal malam itu. Begitulah Istri. Hanya ‘sepenggal’ nya saja, sangat istimewa. Mungkin tidak secerdas orang lain dalam bertukar pikiran. Mungkin tidak sehebat teman dalam merencanakan. Tapi dalam diri Istri ada keberkahan dan rahmat bagi Suami. Keberkahan dan rahmat jauh lebih mahal dari sekadar kecerdasan otak. Dan itu hanya ‘sepenggal’ dari Istri.

Malam adalah musim semi bagi orang beriman. Apalagi jika musim dingin dan waktu malam berjalan lebih lama. Tidur sudah sangat cukup. Tersisa masih sangat cukup banyak waktu untuk seorang Muslim bermunajat kepada Penciptanya. Tempat mengadu, berkeluh kesah dan berdoa. Istri pun harus menjadi musim semi bagi Suami. Berbunga-bunga. Indah. Sejuk. Menyegarkan. Menyenangkan. Tempat seorang pujangga mengukir kalimatnya lebih indah di antara semilir angin yang memainkan dedaunan. Istri yang menjadi penampungan bagi semua keluhan dan keluh kesah Suami. Sesuatu yang harus disyukuri, jika Istri menjadi tempat berkeluh kesah Suami. Bukan justru merasa keberatan. Karena itu artinya sang Istri telah menjadi malam yang tenang bagi Suami mempercayakan semua tumpahan jiwanya; yang tidak pernah dia percayakan kepada siapapun di muka bumi ini. Air mata seorang laki-laki yang sangat disegani dunia mungkin bisa meleleh di pangkuan Istri. Menangis bak anak kecil, padahal di luar sana ia singa sang raja. Menyampaikan rapuhnya diri dan jiwa, padahal di siang hari ia adalah orang paling kokoh yang dikenal orang. Semua itu bisa terjadi, saat Istri menjadi musim semi bagi Suami.

Malam tempat keindahan tiada tara. Bintang gemintang, temaram rembulan. Cahayanya memang tidak sekuat matahari siang. Justru di sini bedanya. Tetap bercahaya tetapi tanpa rasa panas membakar dan tidak menyilaukan. Siapapun akan senang berlama-lama menatap langit dengan kerlap-kerlip bintang dan senyum bulan purnama. Lisan ini akan bertasbih dan memuji Nya, sebagai iringan yang membuat semuanya semakin syahdu. Istri bak bintang dan rembulan. Indah untuk dipandang. Tak pernah bosan dan bahkan tak kuasa mata Suami untuk mengalihkannya kepada kenikmatan pandangan yang lain. Cahaya Istri begitu bersinar tapi tidak membakar. Indah, indah dan indah. “Alhamdulillah ya Robb, Kau kirimkan dia dalam hidupku…” desah lisah Suami.

Malam, sepanjang apapun pasti akan berlalu. Tapi berlalunya malam untuk menyambut pagi yang penuh berkah. Langit mengawali hari dengan cahaya tipis yang indah. Pagi yang menghembuskan nafasnya, mengirimkan sepoi angin yang sejuk. Pagi mengawali semangat untuk bertarung di derap siang. Istri pun demikian. Kebersamaan Suami di samping Istri, untuk menyambut pagi yang penuh semangat demi memenangkan setiap pertarungan siang. Istri yang memerankan fungsi malam dengan baik, akan menjadi cahaya pagi yang berkah bagi Suami.

Malam akan terus memerankan dirinya. Istri akan terus meniru malam untuk mendampingi Suaminya. Agar esok pagi sang Suami bisa mengucap “segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan aku setelah mematikanku.”

Mungkin masih banyak hak malam yang tidak dipenuhi oleh tulisan ini. Tetapi yakinlah bahwa malam adalah nikmat dan anugerah sangat besar, sehingga harus berujung syukur sebagaimana ujung ayat-ayat tentang malam di atas.

Terlalu mulia peran seorang Istri jika hanya dibatasi oleh beberapa lembar tulisan ini. Tetapi yang jelas, Istri setenang malam adalah anugerah terbesar di dunia ini bagi Suami. Sehingga harus berujung pada syukur yang merambati seluruh pori-pori kehidupan Suami.

Sumber: Era Muslim

Posted in kyky belajar, Mari Membaca

Rizki, Jodoh, dan Kematian

Oleh Mahfud Achyar

Mereka bertigalah yang hingga kapan pun akan tetap menjadi bahan perbincangan manusia di belahan muka manapun.

Penduduk desa kerap kali menjadikan mereka topik obrolan ringan ketika duduk santai di warung kopi. Para politisi pun takhenti-hentinya sesumbar menyebut nama mereka. Tidak hanya sampai di situ, di jejaring sosial pun, jutaan manusia menyematkan ketiga sekawan itu dalam akun pribadi mereka.

Kisah mereka dan semua tentang mereka sejatinya adalah misteri. Taksatu pun malaikat yang tahu bagaimana mereka hadir dan mendampingi umat manusia. Para malaikat yang suci dan mulia hanya bisa tahu, ketika Tuhan berkata, “Laksanakanlah…”

Bicara tentang mereka memang tidak akan pernah habisnya. Manusia sangat antusias untuk mengkaji lebih dalam tentang mereka. Ya, manusia mengenal mereka, namun ada satu hal yang tidak pernah manusia ketahui. Yaitu, kapan mereka tiba dan menyapa manusia.

Tuhan telah menyimpan mereka bertiga pada sebuah kitab. Sebuah kitab yang sangat rahasia. Di dalam kitab itu, tertulis tentang semesta beserta isinya. Di dalam kitab itu juga telah tertulis skenario Tuhan untuk manusia. Kita semua sudah punya skenario masing-masing. Tuhan-lah yang menjadi sutradaranya. Sementara kita berperan sebagai aktornya. Lantas para filosofis kemudian bertanya, “Untuk apa saya harus berbuat ini dan itu. Toh, pada akhirnya Tuhan sudah punya jalan tersendiri untuk saya?”

Tulisan saya kali ini memang sedikit menukik pemikiran filsafat. Tapi mudah-mudahan saya tidak terperangkap pada logika manusia yang hanya berada pada diagram hitung-rugi. InsyaAllah, saya ingin mengajak pembaca bahwa logika Tuhan bukan bicara untung-rugi. Namun bicara tentang logika keimanan. Dan di situlah titik tumpu hidup dan kehidupan.

Maka bicara tentang skenario, kita akan bicara tentang takdir. Percayalah, setiap manusia mempunyai takdir hidupnya masing-masing. Maka, sebagai manusia alangkah bijaknya jika kita berorientasi pada sikap ikhlas dan pasrah pada Tuhan. Yakinlah, Tuhan akan mempersiapkan skenario terbaik untuk hamba-Nya. Logika ini sungguh sederhana. Hanya saja, kerap kali manusia takkuasa bersabar dan berkompromi dengan waktu. Bukankah untuk melihat indahnya pelangi—kita harus menunggu hujan reda—kemudian terjadilah dispersi cahaya. Ya, semuanya akan indah pada waktunya.

Menelisik tentang takdir, kita tidak akan lepas bicara tentang proses. Mengutip kekata dari orang bijak, “Day to day is a process.” Tepat sekali, hehari yang kita jalani kemarin, hari ini, atau bahkan esok, semuanya adalah proses. Dan proses itulah yang pada akhirnya akan menghantarkan kita pada apa yang kita inginkan.

Syaikh Hasan Al-Bana pernah memberikan nasehat dalam ceramahnya, “Kenyataan hari ini adalah impian hari kemarin. Dan kenyataan hari esok adalah mimpi hari ini.” Maka, jika kita ingin menjadi pribadi terbaik di masa esok, maka mulailah dengan melakukannya saat ini juga.

Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa ada seorang Arab badui menghampiri nabi Muhammad saw. Arab badui itu bertanya pada Rasulullah, “Ya Rasulullah kapan kiamat akan datang?”, Rasul menjawab apa yang sudah kau siapkan untuk kedatangan kiamat?”, dan dijawab, “Tidak ada apa pun yang aku persiapkan kecuali cintaku pada Allah dan Rasulullah.” Rasul menjawab, “Engkau akan bersama dengan apa yang kau cintai.” (Anas Bin Malik)

Secara sederhana, dapat kita pahami—bahwa kita—adalah apa yang kita pikirkan. Kita adalah apa yang kita mau. Dan kita, akan berkumpul dengan orang-orang yang kita cintai. Logikanya seperti ini, jika kita ingin menjadi penghuni syurga, tentu kita akan mengerahkan diri kita untuk bisa memenuhi standar sebagai penghuni syurga.

Menyoal topik ini, kita juga akan diseret untuk memahami tentang konsep refleksi diri.

Sahabat budiman, tentunya kita semua pernah bercermin, bukan? Biasanya orang-orang bercermin di pagi hari sebelum mereka beraktifitas dan meninggalkan rumah. Bercermin bukan lagi sebatas kebutuhan. Bahkan bisa jadi sebagai kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus tanpa disadari. Bagi kaum hawa, mereka bercermin bisa lebih dari 15 kali dalam sehari. Itu asumsi saya. Untuk apa? Ya, untuk melihat kondisi fisik mereka, terutama wajah—yang menjadi pusat perhatiaan—ketika bertemu dengan orang-orang dalam berbagai kesempatan. Jika ada debu yang menempel di jidatnya, sang pemilik wajah akan mengusapnya dengan tisu. Ia ingin wajahnya enak dipandang, dan hal itu cukup melegakan hati.

Nah, analogi cermin tadi sama halnya dengan hari esok manusia. Jika ingin hari esok bahagia, maka upayakanlah kebahagiaan itu saat ini juga. Seorang penulis hebat, Ronda Byrne dalam bukunya “The Secret” mengajukan teori tentang Law of Attraction, atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan hukum tarik menarik. Inti gagasan buku itu sangatlah sederhana. Kita hanya diminta untuk berpikiran positif dan melakukan kebaikan. Mudah bukan? Namun pada praktiknya susah-susah-gampang. Susah, karena kita berpikir itu sulit. Gampang, karena kita berpikir ini mudah.

Baiklah, kita kembali pada pembahasan takdir. Tahukah pembaca budiman bahwa takdir tidak berjalan sendirian di semesta ini. Ia beriringan dan bergandeng tangan erat dengan doa dan ikhtiar. Dan takdirmu, ditentukan dengan bagaimana doa yang kau panjatkan pada Tuhan serta upaya keras untuk menggapai apa yang kau cita-citakan.

Melalui kalam-Nya, Allah menenangkan hati hamba-Nya dalam surat Ar-Ra’d ayat 11: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka.” Dalam bahasa yang berpendar, Allah hanya ingin melihat siapa di antara hamba-Nya yang benar sungguh hati untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Subhanallah, indahnya hidup ini jika logika keimanan menjadi tombol power yang berfungsi untuk menyalakan cahaya terang benderang di relung jiwa manusia.

Dan inilah hikmahnya bahwa ketiga sekawan tadi “Rejeki, Jodoh, dan Kematian” ditutup rapat oleh Tuhan dalam kitab Lauhul Mahfudz. Di sini, kita belajar tentang keikhlasan untuk menikmati proses hidup, kesabaran menjalankan skenario Tuhan yang diperankan oleh manusia, dan kesungguhan untuk menjadi aktor terbaik untuk mengakhiri cerita dengan ending kebahagiaan.

Biarkanlah, “Rejeki, Jodoh, dan Kematian” akan terus menjadi misteri. Karena itu bukanlah sesuatu yang harus didesak keberadaannya. Tugas kita hanya berupaya mengundang mereka dengan rahmat dan barokah Tuhan. Insya Allah, jika kita yakin akan kebesaran-Nya, semuanya akan indah pada waktunya.

Rejeki akan datang dari langit dan dari tempat yang tidak diduga-duga, jodoh akan dikirim Tuhan dari langit, dan tentang kematian, insya Allah kita akan menutup skenario cerita kehidupan dengan menyunggingkan senyuman terindah, seraya berkata, “Sesungguhnya aku kembali pada Rabb-ku dengan penuh ridha dan berkumpul dengan orang-orang terkasih di telaga Al-kautsar.

Wallahu’alam. Semoga bisa menginspirasi.

Sumber: Era Muslim

Posted in Catatan Hati di Setiap Sujudku, Melancholische Seite

Ajarkan Aku Untuk Mencintai-Mu

Ya Allah, Ya Rabbku.. Wahai Zat yang begitu indahnya aku miliki..
Ajarkanlah aku bagaimana meletakkan kecintaanku kepadaMu, kepada Rasul-Mu diatas kecintaanku kepada segala yang aku miliki,,, harta, tahta, cinta teman, sahabat, kerabat, bahkan keluarga yang begitu aku cintai..

Ajarkanlah aku bagaimana meletakkan kecintaanku kepadaMu, kepada Rasul-Mu diatas kecintaanku kepada hasratku,,,di atas kecintaanku kepada ambisi duniaku,, di atas kecintaanku kepada egoku..

Ajarkanlah aku bagaimana meletakkan kecintaanku kepadaMu, kepada Rasul-Mu diatas kecintaanku kepada suatu sosok yang suatu hari nanti akan selalu ada di hatiku,,, dimana dirinya menjadi cahaya hidupku…

Namun janganlah pernah biarkan cahaya yang ada padanya menyilaukan pandanganku untuk dapat memandang cahaya indah dari-Mu, ya Allah… Izinkan aku meletakkan cintaku untuknya di bawah rasa cintaku kepada Engkau dan Rasulullah..

Ya Allah, Ya Rabbku… Duhai Tuhan pelipur laraku.. tumpuan harapanku…
Jika suatu hari nanti Engkau ridhoi aku untuk mampu meletakkan kecintaanku kepadaMu, kepada Rasul-Mu di atas segalanya,, janganlah pernah mencabut kenikmatan rasa cinta itu dariku…

Biarkan kecintaan itu menjadi penerang hidupku, menaungi kehidupan keluargaku, menjadi cahaya yang menerangi setiap langkah hidupku.. agar aku tidaklah tersesat lagi..

Biarkan kecintaan itu aku miliki hingga Engkau panggil aku untuk pulang nanti…

Aamiin yaa robbal’alamiin..

– Bandung, 12 Februari 2012, Reuni Umroh Raihan-Mazq dan IGD RS Al Islam Bandung-

Posted in Catatan Hati di Setiap Sujudku, Melancholische Seite

Dikala nafas terasa berat…

Subhanallah.. Sungguh nikmat menjadi seorang Mukmin.. sesuai dengan hadist Rasulullah SAW:

“Sungguh mengagumkan urusan orang Mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik, dan hal itu tidak dimiliki oleh siapapun kecuali orang Mukmin. Jika dia mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, dan demikian itu lebih baik baginya. Jika ditimpa kesusahan, dia akan bersabar, dan demikian itu lebih baik baginya.” (HR. Muslim, Al Baihaqi dan Ahmad)

Sungguh nikmat menjalani setiap hela nafas yang begitu berat namun diisi dengan menyebut namaNya… hati diisi dengan berdzikir.. beristighfar.. senantiasa memohon ampun kepadaNya.. tanpa ada sedikitpun keinginan untuk mengeluh apalagi menggerutu..

“Those who believed (in the Oneness of Allah – Islamic Monotheism), and whose hearts find rest in the remembrance of Allah: verily, in the remembrance of Allah do hearts find rest.”  “Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Q.S. Ar Ra’d: 28)

 

-Bandung, 12 Februari 2012, IGD RS Al Islam Bandung-

Posted in Catatan Hati di Setiap Sujudku, Cerita Hidup, Nasib Gadis di Rantau Orang

Curhat Anak Tengah.. :p

Pagi ini saya mendapatkan email dari adik saya. Isi emailnya mengenai hasil laboratorium papa. Hmm… ini pertama kalinya saya lihat hasil laboratoriumnya papa. Walau pertama, tapi dari hasilnya semakin memperkuat informasi dari suster ketika saya menjaga papa di Rumah Sakit Cirebon tahun lalu. Suster memberi obat untuk jantung papa. Kala itu.. rasanya.. jantung saya mau copot. Tapi sekarang.. kita pasrah saja ke Allah yaa.. 🙂

Saya tahu kenapa adik saya tiba-tiba mengirimkan scan hasil laboratorium papa. Ade khawatir. Ya.. seumur hidup saya tumbuh bersama adik, saya  kenal betul bagaimana sifat ade. Seiring dengan berjalannya waktu, saya melihat ade banyak belajar dan tumbuh dewasa.. walau dimata saya ade tetaplah adik kecil kesayangan saya.. 🙂

Sebenarnya saya menerapkan sikap tidak terlalu mengatur ke adik, lebih membebaskan pilihan dia, sama seperti sikap akang ke saya. Tapi dibalik sikap ‘cuek’, sebenarnya ada rasa khawatir, namun saya tekan untuk tidak terlalu berlebihan. Alhamdulillah ade yang tertutup makin kesini makin terbuka kepada saya. Jadi saya tahu bagaimana perkembangan dia. Dia bukan tipe anak gadis yang cengeng.. 😀

Setiap saya berkelana ke suatu tempat atau pindah ke suatu tempat dalam frekuensi waktu yang lama, diam-diam saya punya rasa khawatir ke ade. Makanya tiap saya pergi, saya selalu berkata, “Maaf lahir batin yaa…” karena kami tidak pernah tahu apakah Allah akan masih mempertemukan kami kembali atau tidak. 🙂

Makin kesini, ade semakin dewasa, semakin terlihat wataknya yang kalau dipetakan yaa Papa banget! hehehe.. Tapi saya yakin, kedepan,, akan banyak sekali pelajaran yang akan dia hadapi.

“Haa.. jadi malah nyeritain ade.. Kembali ke hasil lab!”

Kemudian saya iseng kirim message ke papa. Intinya saya tahu hasil laboratoriumnya dan saya minta beliau jaga kesehatan.. Yaa pastinya bahasanya saya atur agar saya tidak terlalu terlihat was-was. Gak lama kemudian papa nelepon saya.. beliau bilang kondisinya baik-baik saja.. yaa ini karena faktor usia. Kalo diingat-ingat dulu kan papa tinggal sendiri di lokasi.  “Haaa.. kalo inget itu jadi ingin nangis! merasa jadi anak kok ya durhaka benerrr papanya dibiarin sendirian cari uang! hiks hiks hiks!” Yaa.. seperti biasa, nada suara papa terdengar biasa, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.. Daa yaa memang papa orang nya kayak gitu.. Gak mau orang sekelilingnya tahu kondisi lemah beliau.. Gak mau bikin anak-anaknya khawatir.. meski sebenarnya saya tahu banget kondisi beliau dari mama.. Lha wong temen curhat mama satu-satunya adalah saya! hehehe…

Yaaa.. apapun kondisinya.. saya cuma minta ke Allah untuk selalu menjaga keluarga saya, menjaga dua mutiara hati saya di usia senjanya.. walau saya berada jauh dari beliau berdua, saya akan terus berusaha semaksimal mungkin menjadi anak yang berbakti untuk beliau berdua.. Saya juga gak tahu predikat Anak Sholehah itu seperti apa.. Biarkan hanya Allah saja yang menilai..

Seperti kata Ibu Ustadzah Salmiah Rambe,, saya masih punya kesempatan besar untuk memfokuskan diri berbakti hanya kepada kedua orang tua saya.. sebelum saya juga memegang tanggung jawab berbakti kepada suami dan mertua kelak… 🙂

Hanya ingin menjadi anak yang berbakti untuk beliau berdua dunia dan akhirat…

Membahagiakan beliau berdua dunia akhirat…

Menjadi orang yang berada disamping ketika beliau berdua menghadapi sakaratul maut…

Menjadi pembimbing sakaratul mautnya… memandikan jenazahnya… mengafaninya… mengantarkan jenazahnya ke liang lahat..

dan melafalkan untaian doa terindah untuk keduanya sepanjang hidup saya…

Tidak ada yang tahu akan takdir Allah kedepan.. hanya bisa tawakkal dan berserah diri ke Allah saja yang bisa kita lakukan…

Titip Mama Papa saya yaa Allah… 🙂

Posted in kyky belajar, Nasib Gadis di Rantau Orang

我 的 英 雄 – revisi

Setelah diperiksa Lao shi, 我 的 英 雄,Mei mei banyaaaak banget yang harus direvisi, hahahaaha…

Karena bingung, akhirnya jadi males ajah ngerevisi karangannya. Alhamdulillah punya Cici Dokter dan Koko Dokter (Dokter Artha Graha Peduli) yang semangat banget bikin saya mau belajar bahasa mandarin… Mereka malah paling rajin nagih karangan bahasa mandarin yang belum direvisi-revisi! Karena bosen ditagih mulu, akhirnya dengan malu-malu saya berikan saja karangan bahasa mandarin yang amburadul, hehehe..

Komen Koko Dokter: “Yaa ampuuunn!! lu ngarang apaan sih?! bahasanya amburadul banget!”

Saya: (makin jiper!) “Hee… maklum laah koko.. kan baru belajar, ehehehe…”

Cici Dokter: “Mana, mana, mana… sini aku baca! (sambil baca) Ini struktur kalimatnya terbalik… kamu ngarang pake bahasa inggris yah?

Saya: “Hehehe.. Iyah, ci.. abis kalo pake bahasa indonesia asa aneh ajah..”

Cici Dokter: “Yaa beda donk struktur kalimat bahasa inggris sama mandarin.. bahasa mandarin itu lebih deket ke Indonesia..”

Saya: “Haaa… gitu yaah?! I see…” 😀 😀 😀

Koko Dokter: “Sini gw periksa!” (sambil menarik kertas karangan saya dan menulisnya dalam Hanze)

Saya: “Ko.. nulisnya yang jelasan dikit napa?! ga bisa baca soalnya, hehehe…”

Cici Dokter: “Lu periksa di Kyky punya laptop aja, Graz! Biar dia bisa baca..”

Saya: “Haaa.. setujuu!!” (nyengir) XD

Dan inilah hasil editan karangan Saya yang dipermak sama Koko Dokter, hehehe.. ^__^v

我     的    英    雄

          wǒ           de        yīng    xióng

我        叫     kyky。

Wǒ      jiào

我        想        告        诉        你        我        的        猫。

Wǒ      xiǎng gào     sù        nǐ         wǒ       de        māo.

它        叫      Mei-mei。

tā         jiào

我        把        它  Mei mei    因        为        它        很        可        爱        尽        管        它

Wǒ      bǎ        tā                     yīn       wéi      tā         hěn     kě        ài         jìn        guǎn   tā

是        一        个        女        的。

shì       yī         gè        nǚ       de.

它        的        头        发        是        相        结        合        的        灰        色、    棕        色、

Tā        de        tóu      fā         shì       xiāng jié        hé       de        huī      sè,       zōng   sè

和        白        色。

hé       bái       sè.

Mei mei          洗        澡        每        两        个        星        期。

xǐ         zǎo      měi      liǎng   gè        xīng    qī.

Mei mei          总        是        听        我        说        的        话。

zǒng   shì       tīng     wǒ       shuō   de        huà.

如        果        我        不        让        它        进        入        我        的        房        间、

Rú       guǒ     wǒ       bù       ràng    tā         jìn        rù        wǒ       de        fáng    jiān

它        总        是        在        门        口        等        着。

tā         zǒng   shì       zài       mén    kǒu     děng   zhe.

我        记        得        有        一        天        我        叫        它        但        它        不

Wǒ      jì          de        yǒu     yī         tiān     wǒ       jiào      tā         dàn     tā         bù

理        我        让        我        感        到        很        生        气        所        以        我

lǐ          wǒ       ràng    wǒ       gǎn     dào     hěn     shēng qì         suǒ     yǐ         wǒ

找        一        找        它。

zhǎo   yī         zhǎo   tā.

我        发        现        它        站        在        厨        房        门        口        因        为

Wǒ      fā         xiàn    tā         zhàn   zài       chú     fáng    mén    kǒu     yīn       wéi

厨        房        似        火        了。

chú     fáng    sì         huǒ     le.

我        忘        记        关        掉        炉        子、    我        尽        快        把

Wǒ      wàng  jì          guān   diào    lú         zǐ,        wǒ       jìn        kuài    bǎ

水        倒        进        炉        子、    火        相        形        见        绌。

shuǐ    dào     jìn        lú         zǐ,        huǒ     xiāng  xíng    jiàn      chù.

我        很        感        谢        它。

Wǒ      hěn     gǎn     xiè       tā.

谢        谢        你。

Xè       xiè       nǐ .

Posted in Melancholische Seite, Sein Seit

Just write-8

Dari Shuhaib Ar-Rumiy RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh mengagumkan urusannya orang mukmin itu, semua urusannya menjadi kebaikan untuknya, dan tidak didapati yang demikian itu kecuali pada orang mukmin. Apabila dia mendapatkan kesenangan dia bersyukur, maka yang demikian itu menjadi kebaikan baginya. Dan apabila dia ditimpa kesusahan ia bersabar, maka yang demikian itu pun menjadi kebaikan baginya”. [HR. Muslim]