Posted in Sein Seit

Should I go back to Jakarta?

Kemarin saya iseng buka Linked In yg sudah lama tidak diupdate.. ternyata ada lowongan kerja dari UNDP. Lalu saya ingat salah satu sahabat saya kerja di UNDP,, jadilah saya tanya-tanya mengenai gambaran pekerjaan yang dibuka lowongannya.

Sebenarnya saya lagi bimbang antara memulai karir besar lagi atau bekerja sekedarnya untuk mengejar sekolah?? meski hati inginnya dilamar daripada melamar #ehh

Sahabat saya menjelaskan gambaran pekerjaannya seperti apa, gak lama kemudian dia bilang, “asyiiiikkk lo balik ke jakartaaa!!”

Oh My God!!!! Why do many people feel so happy when they know I will go back to JAKARTA???? 

Should I go back to Jakarta?

Posted in Friendship, Melancholische Seite

Cha,, Kangen Yah?

Cha… kangen yah? Sampe datang ke mimpi aku segala.. ketawa-ketawa kayak jaman SMA dulu.. Tapi pas aku meluk Icha, aku baru sadar Icha udah ga ada.. 😢 pas liat tanggalan, ternyata icha kemarin ulang tahun yaaah..?! 😢

Cha.. udah 5 tahun icha udah gak ada.. kita juga udh lebih dari 5 tahun gak ketemu.. sejak kuliah bahkan.. Tapi icha datang ke kyky di hari ulang tahun icha.. Kyky seneng banget icha datang.. mudah-mudahan Allah kasih Husnul Khatimah yaa buat icha..

Al-Fatihah
Allahummaghfirlahaa warhamhaa wa-afiiha wa-fu’anha


Foto 5 tahun yang lalu, waktu dari jakarta bareng dhea buat datengin icha di bandung 🙂

Posted in Cerita Hidup, kyky belajar, Sein Seit

Di Jalan Dakwah Mana Kamu Akan Mengambil Peran?

Ada sahabat yang berkata bahwa setiap orang yang hadir dalam hidup kita selalu memiliki peran,, kalau dia pergi, berarti perannya sudah selesai.. *sambil tarik nafas dalam

Disaat mengalami peristiwa diamnya seseorang yang membuat saya harus menghimpun sisa-sisa energi yang ada atas pengharapan suatu asa, ditengah-tengah kehectic-an persiapan festival saya di Sibu Serawak, saya putuskan untuk berhenti sejenak,, menurunkan nafsu makan,, menenangkan diri,, evaluasi diri di rumah murobbiyah yang pada saat ini baru saja melahirkan anak ke-4 😱 *oh Rabb! Anak ke-4! Trus gue jd inget cita-cita pengen punya 5 anak,, lalu liat status,, lalu liat umur,, hmm 🌚🍃🍃

Di jalan dakwah mana kamu akan mengambil peran? Ini menjadi pertanyaan sang murobbiyah saat saya mengutarakan ingin menikah dan bingung harus memulai dari mana. Sebuah keinginan yg lama saya simpan dalam doa dan melihat kondisi pribadi dan situasi keluarga,, jikapun belum terlaksana,, saya anggap itu takdir saja dan saya alihkan energi berlebih kecewa saya dengan berkarya.

Di jalan dakwah mana kamu akan mengambil peran? Setelah saya menyampaikan protes saya kenapa harus ada label tarbiyah dalam diri saya? Kenapa format proposal nikah yang saya terima seolah-olah dengan otomatis mendepak orang-orang yang bukan jalur tarbiyah. Padahal tarbiyah hanyalah sebuah media dalam mendalami ilmu agama. Kenapa terkesan eksklusif, padahal saya tidak pernah merasa eksklusif apalagi setelah pengalaman aktivitas saya yang selalu terdampar di lingkungan heterogen, bahkan cenderung minoritas. Protes ini saya ajukan kepada sahabat saya yang mengurusi perihal tarbiyah.

Di jalan dakwah manakah kamu akan mengambil peran? Sang Murobbiyah bercerita, Ibunda Asiyah mengambil peran dakwah sebagai istri seorang Raja,, meskipun Sang Raja tidak memiliki setitik keimanan di hatinya, akan tetapi Ibunda Asiyah punya keimanan yang lebih luas dari samudra. Ibunda Asiyah menikah dengan seorang Raja, dimana dia sadar penuh peran dakwah apa yang akan dia ambil dalam rumah tangganya. Siap dengan segala konsekuensinya,, menikmati setiap detik proses dakwahnya dengan menjalani peran sebagai seorang istri yang baik, bahkan suaranya pun berhasil meluluhkan hati keras sang raja, tatkala ibunda meminta Musa AS.

Mari kita lihat Ibunda Khadijah. Seorang saudagar kaya nan bergelimang harta. Meminta untuk dipinangkan dengan pemuda miskin bernama Muhammad SAW. Dengan kapasitasnya sebagai saudagar kaya, semestinya Ibunda dapat memiliki pasangan hidup yang sederajat. Namun dengan penuh keimanan, ibunda memilih Muhammad sebagai imam hidupnya. Ibunda Khadijah sadar betul, bahwa peran dakwah rumah tangga yang diambil tidaklah mudah, bahkan harus mengorbankan harta dan nyawa.

Satu kisah lagi diambil dari seorang istri Wakil Walikota yang sangat lembut hatinya. Beliau adalah seorang manager sukses di masanya. Memutuskan untuk menikah dengan seorang duda beranak 5. Tidaklah mudah bagi seorang wanita untuk mengambil peran sebagai ibu sambung, apalagi 5 anaknya. Tidak hanya memiliki kewajiban sebagai istri dalam pernikahan barunya, tetapi sekaligus sebagai ibu.. Mana ada tuh cerita bulan madu romantis bagi para pasangan pengantin baru yang tengah dimabuk cinta,, tetapi cinta menjadi sebuah kata kerja untuk membangun sakinnah mawaddah warrahmah. Ah, jadi ingat pertama kali main ke rumah dinas beliau nan megah.. Kalimat pertama yang terlontar dari beliau adalah “ini adalah aset rakyat, kita tidak boleh merasa memiliki.. Biar nanti kalau tidak menjabat lagi, hati kita rasanya ringan..” Begitu kurang lebih kalimat yang beliau sampaikan ke saya. 😊

Di jalan dakwah manakah kamu akan mengambil peran? Sang murobbiyah pun memberi nasihat,, menikah adalah ranah dakwah,, menikah adalah peluang dakwah,, layaknya diri yang berkiprah di ranah minoritas, itulah ranah dakwahnya, itulah peluang dakwahnya.. Dakwah bukan berarti harus berceramah,, tetapi dakwah adalah memberikan contoh akhlaq terbaik kita kepada pasangan kita,, karena niat menikah adalah ibadah, bukan cinta semata. Sehingga ruang penerimaan menjadi besar,, memandang pasangan maupun calon pasangan bukan berarti hanya melihat kesesuaiannya saja dengan diri kita, tetapi lihat peluang kebaikan apa yang akan kita tuai,, peluang dakwah apa yang akan menjadi pendekat langkah kita menuju surganya Allah..

Jadi,, Di jalan dakwah manakah kamu akan mengambil peran, kyky? 🙃

 

Posted in Berbagi Tidak Merugi, Nasib Gadis di Rantau Orang

Silaturahim-1: Sahabat Mualafku

Kalau Allah belum mengijabah (mengabulkan) doa kita, bisa jadi doa itu diijabah bertahun tahun kemudian.. ada doa yg diijabahnya lama dan membutuhkan proses yang panjang, tapi ada juga doa yang diijabahnya cepet! Kayak “TRING!” Seketika sudah di depan mata. Doa itu insha Allah pasti diijabah,, dan cuma Allah yg tahu kapan waktu yg tepat untuk diijabahnya.. 😊

Terima kasih sudah menjadi sahabat, sosok yg selalu menghidupkan keyakinan bahwa semustahil apapun, doa itu pasti dijawab.. celotehan ABG 17 tahun yg wajahnya selalu ketutupan jilbab tiap mau shooting bola basket , yg sharing jilbab rangkepan tiap pulang sekolah biar sahabatnya bisa masuk kelas bimbel, ternyata dijawab sama Allah 10thn kemudian,, padahal rentang 10thn itu ada setitik hilang asa untuk hidup.. Mungkin aku tidak akan pernah merasakan kebahagiaan ini jika dulu memutuskan untuk gegabah dlm hidup.. mungkin aku tidak akan pernah merasakan duduk disampingmu, mendengarkan ucapan ikrarmu untuk seiman denganku 😊

Terima kasih telah menjadi penguat setiap doa doaku,, penguat keyakinanku bahwa Dia Maha Mendengar permohonan setiap hambaNya,, menjadi sumber optimis hidupku bahwa doa semustahil apapun itu memang akan dijawab.. se-lama menanti ikrar mu,, se-cepat menanti komitmenmu untuk mengenakan jilbab 😊

Terakhir ketemu waktu abis lahiran Hafizah.. skrg bocahnya udh lari sana lari sini 😍
Terakhir ketemu itu pas Steph nyusul ke SCBD sambil bawa2 Hafizah masih bayik dan ibu dari Medan.. trus crita pas ngelahirin Hafizah disuruh banyak doa.. krn stock hapalan doa masih sedikit, jadi nya tanpa sadar keucap DOA MAU MAKAN berulang kali.. pas sadar,, antara pengen ngakak tapi perut sakit krn msh proses kontraksi lahiran 😂😂😂 masha Allah! Maafkan yah krn mbak jilbab abu2nya masih single, jd kaga tau doa2 apa aja kalo lg kontraksi lahiran 😂🙈

Posted in Sein Seit

Fitur Anti Baper

Ceritanya kemarin lagi menggeje sama Dania, nungguin Pak Ustadz yang tak kunjung datang… maklum, sudah dua minggu di-PHP in karena Pak Ustadz yang udah mulai masuk kuliah lagi, jadi jadwal kelas bahasa arabnya berantakan..

“Ini seriusan Pak Ustadz bakal mau datang? udah mau maghrib lho!” kata Dania

“Yaudah sih yah, kamu kirim pesan aja sama Ustadz.. tanya lagi dimana… hape aku mati nih!” kataku

“Ih malas bener.. kamu aja nih yang tanya.. pake hape aku aja!” (sambil ngasih hape) kata Dania.

“Halo Pak Ustadz, sudah dimanakah perjalanannya?” ketikku

“Eh, lupa nulis namaaa!!!” kataku

“Ari kamuuuu!! jangan sampe doi ngira itu aku yang ngetiiikk!!” kata Dania

“Hahahahaha… baiklah…” (sambil ambil hape Dania lagi) kataku.

“Eh, Neng.. kok di hape kamu gak ada centang biru sih? Gak diupgrade apah aplikasinya?” kataku lagi.

“Ha ha ha ha… aha! ini ada triknya, sist! aku matiin fitur centang birunya, biar orang gak bisa tau aku sudah baca atau belum..” kata Dania.

“Apaaah?? kok aku baru tau sih fitur itu? baru yah?” kataku

“Iih.. sudah lama kalii.. kamu kemana aja, neng?!” kata Dn ania

“Haaa ya ampuuunn!!! Duh! Aku dulu pernah nanya ke temenku kenapa di kolom chat kami gak ada centang birunya.. trus aku bilang dia belum upgrade si aplikasinya.. trus dengan bijaknya dia bilang “gak papa ga usah diupgrade.. saya memang jadul” Haa.. ya ampuunn.. aku udah nuduh dia gak upgrade, ternyata.. kayaknya aku tau sekarang dia pakai apa.. aaaaaa!!! malu bangeett deh aku sekarang!!!” panikku.

“Ha ha ha ha.. makanya sist.. dipasang aja.. biasanya kan suka sampe bikin baper gitu kalo tulisan kita kaga centang biru karena kaga dibaca-baca.. mending sekarang dipasang tu fitur.. buat ngurangin rasa baper, hahaha… lagian abis tulis pesan yaudahlah yaa.. bisa kamu tinggal… gak usah ngarep dibalas-balas segala.. #ehh (kalo yg ini baper beneran :p )” kata Dania.

“Ha ha ha ha.. bener jugak! bikin lelah ajaa.. hahahaa” kataku.

Yeay! sekarang udah gak ada centang biruu… say goodbye to Baper! :p

Posted in Sein Seit

AYO HIDUP!

“Kringg…. halo kyky, bisa ke kantor aku gak?” terdengar suara dari ujung telepon sana dari salah satu senior kampus yang bekerja di BPLH Kota Bandung.

Begitu tiba di kantor, aku menerima satu lembar kertas yang berisi daftar kajian tahun 2016. “Ada 5 kajian yang jadi kelanjutan kajian yang kamu pegang kemarin, kajian ini berakhir di Juli 2016,, yaa Agustus lah kamu dan tim masih bisa presentasi..” kata senior tersebut.

“Ya Allah.. aku harus ngapain biar bisa idup???” batinku. Yak, setelah kemarin dapat pengumuman kalau status kontrakku sebagai sekretariat di salah satu forum tampak tidak akan diperpanjang, mengingat dana forum sudah tidak memadai dan belum ada support dana lagi. Alhasil, Februari akan menjadi bulan terakhir aku bekerja paruh waktu sebagai sekretariat. Lalu,, kemudian,, aku kan harus hidup yah? Walau kemarin senang karena bisa mengembalikan idealisme untuk menorehkan satu karya untuk Kota Bandung walau hanya bentuk satu kajian, tapi.. dunia realistis kembali membanting mentalku untuk harus bekerja keras berpikir gimana harus hidup!

Ah iya, kajian yang lagi aku kerjain itu Petunjuk Teknis Pemilahan Sampah di Sumber.. hmm.. bahasa mudahnya sih bikin tahapan-tahapan gimana orang bisa memilah sampah sisa makanan (organik) dan anorganik dari rumah, lalu si sampahnya akan tetap selamat terpilah di TPS hingga TPA dengan sistem yang dibentuk. Nanti hasil dari kajian ini akan diajukan dalam Rencana Peraturan Walikota..

Awal nerima kajian ini barengan dengan tawaran kembali ke perusahaan yang lama. Trus melepas tawaran kembali ke kantor lama cuma demi satu kajian, yang bikin harus menguatkan tekad dengan curhat ke Ko Edi dan Teh Gladys (peluk virtual satu-satu buat kalian berdua). Kajian ini nilainya lebih ke karya… lebih besar dari karya yang aku tuliskan untuk kawasan kesayanganku dulu (SCBD),, lebih kompleks, lebih rumit karena harus bisa masuk ke semua lapisan ekonomi masyarakat. Untuk satu Kota Bandung… Walo belum bisa sekolah lagi, tapi lahan berkaryanya terbuka untuk bisa lebih diaplikasikan langsung ke masyarakat luas.. seneng gak sih kalo karyanya bisa bermanfaat untuk banyak orang?? jawabannya ALHAMDULILLAH! SENENG BANGET! Walo suka diketawain sama teman sendiri karena nominal fee kerja berbulan-bulan di kajian bisa aku dapatkan dalam gaji di perusahaan lama setiap bulan, ha ha ha ha

Pasca ngerjain kajian, aku merasakan kembali bersemangat mengejar mimpi yang selama 1 tahun ini aku simpan baik-baik setelah memutuskan kembali pulang ke rumah orang tua. Godaan untuk kembali ke ibukota semakin menguat.. kembali menjadi Gadis Metropolitan yang bisa melakukan segalanya yang diinginkan, hahaha… Tapi… sekarang harus ditahan disini sampai Agustus.. aku harus cari uang kemana biar bisa hidup?

Sempat berpikir untuk kerja paruh waktu di restoran.. jadi koki kek, jadi waitress kek, jadi kasir kek, jadi supir kek.. yang penting bisa dapat uang, bisa sambil ngerjain kajian juga.. atau mungkin jadi tour guide yang kerjanya gak sering, tapi tetep dapat uang dan aku masih bisa ambil data buat ngerjain laporan kajian.. atau jaga toko sprei, kan udah pengalaman yak di tokonya Peipei di Tanah Abang.. atau apalah yang penting halal! byebye dulu deh sama titel, lulusan apa dan gengsi! Yang penting ada uang untuk bisa hidup bareng mama papa.

Tinggal bersama orang tua, bukan berarti tidak bisa berlari.. akan terus berlari,, dan akan tetap berlari,, hanya saja kecepatannya disesuaikan dengan kapasitas orang tua kita. Kalau waktu masih jadi Gadis Metropolitan Jakarta, masih bisa berlari kencang,, sekencang mungkin,, bahkan gak ada yang lagi ngejar juga tetap berlari (#ehh! #ups! #baper :p ). Sekarang, berlari bersama orang tua.. ada orang tua yang berada di punggungku,, di depan kursi dorong yang siap aku dorong.. Yah itulah gambaran kondisi yang selalu aku hidupkan dalam hatiku.. Bagai berlari dalam Tawaf dan Sa’i.. menggendong mamaku, dan mendorong kursi papaku dengan (berusaha) menghidupkan hati yang riang gembira.. hanya demi mendapatkan dua kata.. Ridho Allah.. 🙂

Bukan KEWAJIBAN anak perempuan untuk mejadi tulang punggung keluarga,, tapi anak perempuan punya HAK untuk memberikan lebih untuk keluarganya.. mari gunakan masa single ini untuk menoreh bakti ke keluarga..

SEMANGAT, KYNOY!!!

JIA YOU, MEI XIANG!!!

Tawakkal itu indah,, Tawakkal itu bahagia.. ^_^

Allah, besok masih bisa hidup yah! Janji?! Ok! Sip! Mmuah!